بســـــــــم الله الرَّحْمَنِ الرَّحِــــــــــيمِ

Ada tiga kosakata Al-Qur'an yang biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan "membaca", yaitu: qira’ahtartil, dan tilawah sebagaimana tercantum dalam tiga surat berikut:

• Al-‘Alaq (iqra’ bismi rabbik = bacalah dengan nama Tuhanmu),
• Al-Jumu’ah (yatlu ‘alaihim ayatina = membacakan kepada mereka ayat-ayat Kami), dan
• Al-Muzzammil (wa rattilil Qur’ana tartiila = dan bacalah Al-Qur’an secara perlahan-lahan).

Secara umum, menerjemahkan ketiga kosakata tersebut sebagai "membaca" memang tidak salah, namun kurang lengkap dan belum sempurna . Dalam penggunaan bahasa Arab maupun Al-Qur'an sendiri, ketiganya bisa saling menggantikan. Namun, dengan meneliti kamus-kamus dan kitab-kitab tafsir, akan tampak jelas bahwa kata “membaca” dalam bahasa Indonesia tidak mampu mewakili makna asli dari qira'ah, tartil dan tilawah secara sempurna. Mau tidak mau kita harus menganalisa ketiganya secara lebih terperinci jika ingin memahami maksudnya secara utuh.



Makna Qira’ah
Asalnya, kata ini berarti menyatukan (jama’a) huruf atau kalimat dengan selainnya dalam suatu bacaan. Derivat (bentuk turunan) kata dasar ini memiliki makna-makna diantaranya:
• tafahhama (berusaha memahami),
• daarasa (terus mempelajari),
• tafaqqaha (berupaya mengerti secara mendalam), dan
• hafizha (menghafal) karena menghafal juga berarti jama'a (mengumpulkan) dan dhamma(menyatukan).
[Lihat: Mu'jam Mufradat Alfazhil Qur'an hal. 413-414; dan Lisanul 'Arab I/128-133.]

Tentu saja, jika aspek-aspek makna kata ini dirangkai maka akan terlihat jelas bahwa tujuan penyatuan berbagai huruf dan kalimat adalah untuk memahami serta mengungkap makna, sehingga akan terlahir pemahaman, pengertian dan pelajaran. Adapun hafalan (tahfizh) merupakan satu tahap pengumpulan ide dan kaidah, untuk kemudian secara intelektual diproses lewat dirasahtafaqquh dan tafahhum. Oleh karena itu, dalam penggunaan kontemporer, kata qira’ah ini diderivasi menjadi istiqra' yang berarti eksplorasi, investigasi, analisa, penelitian dan pengujian.

Dalam sebuah hadits tentang syarat imam shalat disebutkan kata aqra’uhum li kitabillah. [Lihat: Shahih Bukhari I/245-246 dan Shahih Muslim I/465 hadits no. 673]

Para ulama' memaknai kata ini dengan:
• aktsaruhum hifzhan (yang memiliki hafalan terbanyak),
• afqahuhum li kitabillah (yang paling faqih terhadap kitab Allah),
• aktsaru qira'atan (yang paling banyak membaca Al-Qur’an),
• atau atqanu wa ahfazhu lil-Qur'an (yang lebih menguasai dan hafal Al-Qur'an).

Sebuah hadits lain yang bersumber dari 'Amr bin Salamah menggunakan kalimat“aktsaruhum qur'anan” (yang terbanyak hafalan/bacaan Qur'annya), sebagaimana disitir oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari juz 2 hal. 186.

Dengan demikian, kata qira'ah lebih menekankan aspek intelektual dari membaca. Dalam bahasa Inggris, terjemahan yang tepat adalah "to read"(membaca, yakni memahami konten atau isi bacaan).

Arti asal kata ini menunjukkan bahwa kata iqra' yang diterjemahkan dengan "bacalah!", tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai obyek baca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karenanya, dalam kamus, Anda dapat menemukan beraneka ragam arti kata tersebut, antara lain: menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan sebagainya, yang kesemuanya bermuara pada arti "menghimpun". Selain itu, kata qira'ah, berikut bentuk-bentuk yang seakar dengannya, dalam Al-Qur'an dipakai untuk mengungkapkan aktifitas membaca yang umum, mencakup teks apa saja.

Dengan kata lain, kata ini mencirikan sebuah aktifitas intelektual yang terus-menerus, mendalam, dan intensif. Meskipun tetap bermakna membaca atau melafalkan huruf-huruf sehingga tercipta suatu makna, namun titik tekannya bukan pada membaca bersuara.

Fokus qira'ah adalah meraih makna atau pengertian dari apa yang dibaca tersebut. Jika dikaitkan dengan Al-Qur'an, yang mana nama kitab suci ini sendiri juga berasal dari kataqara-a (membaca), maka membaca disini harus disertai tadabburtafakkur, dan tadzakkur. Tidak disebut qira'ah jika hanya menekankan pelafalan lisan dan mengeraskan suara. Qira'ah adalah aktifitas yang sistematis, terstruktur, disengaja, sadar dan memiliki tujuan jelas.

Makna Tartil
Arti dasar tartil adalah sesuatu yang terpadu (ittisaq) dan tersistem(intizham) secara konsisten (istiqamah), yakni melepaskan kata-kata dari mulut secara baik, teratur, dan konsisten. Titik tekannya ada pada pengucapan secara lisan,atau pembacaan verbal dan bersuara. Dalam Bahasa Inggris, padanan tepatnya adalah "to recite" (mengucapkan, melafalkan dengan lisan). Tepatnya, slow recitation, membaca secara dengan bersuara secara perlahan-lahan.

Secara teknis, tartil berkaitan erat dengan penerapan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Dalam kitab At-Tibyan fi Adabi Hamalatil-Qur'an karya Imam An-Nawawi, hal. 45-46 disebutkan bahwa para ulama' telah bersepakat tentang dianjurkannya tartil (membaca perlahan-lahan sesuai kaidah tajwid) karena Allah berfirman,"wa rattilil Qur'aana tartiila".

Ada sebuah hadits bersumber dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha bahwa beliau menjelaskan sifat bacaan Al-Qur'an Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yakni qira'ah muffassirah (bacaan disertai menafsirkan), harfan harfan (huruf demi huruf). (Hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasai. Menurut At-Tirmidzi, hadits ini hasan-shahih).

Para ulama' menyatakan, bahwa tartil dianjurkan untuk proses tadabbur. Mereka juga mengatakan bahwa tartil sangat dianjurkan terutama bagi orang-orang non-Arab ('ajam), yang tidak memahami maknanya, karena hal lebih mendekatkan kepada sikap pengagungan serta penghormatan terhadap Al-Qur'an, serta lebih kuat pengaruhnya ke hati.

Oleh karenanya, dalam surat Al-Muzzammil, tartil adalah membaca Al-Qur'an secara bersuara, perlahan dan dengan menerapkan hukum-hukum bacaan secara tepat. Secara khusus, aktifitas tartil ini dilakukan dalam shalat dan di malam hari, yakni qiyamul-lail. Dari sini, diharapkan lahir kesan ke dalam jiwa, sebagaimana dijelaskan dalam rangkaian ayat-ayat Al-Muzzammil itu sendiri.

Makna Tilawah
Makna tilawah awalnya adalah mengikuti (tabi’a atau ittaba’a) secara langsung dengan tanpa pemisah, yang secara khusus berarti mengikuti kitab-kitab Allah, baik dengan cara qira’ah (intelektual) atau menjalankan apa yang terkandung di dalamnya (ittiba'). Mengikuti ini bisa secara fisik dan bisa juga secara hukum.

Singkat kata, tilawah dapat diartikan sebagai membaca yang bersifat spiritual atau aktifitas membaca yang diikuti komitmen dan kehendak untuk mengikuti apa yang dibaca dengan disertai sikap ketaatan dan pengagungan. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an kata tilawahlebih sering digunakan daripada kata qira’ah dalam konteks tugas para rasul ‘alaihimussalam.

Syaikh Ibnu Utsaimin dalam kitabnya Majalis Syahri Ramadlan menguraikan cakupan makna tilawah ke dalam dua macam :
1 – Tilawah Hukmiyah, yaitu membenarkan segala informasi Al Qur’an danmenerapkan segala ketetapan hukumnya dengan cara menunaikanperintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
2 – Tilawah Lafdziyah, yaitu membacanya. Inilah yang keutamaannya diterangkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dalam hadits Bukhari: خَيرُكُم مَنْ تعَلَّمَ القُرآنَ وعَلَّمَه ; (Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya).

Dari sini dengan jelas kita dapat melihat bahwa kata tilawah ini mengungkapkan aspek praktis dari 'membaca', yakni sebuah tindakan yang terpadu, baik secara verbal, intelektual maupun fisik dalam mengikuti serta mengamalkan isi Kitabullah. Kata ini mengisyaratkan bahwa membaca Al-Qur'an itu bukan hanya sekedar melafalkan huruf-hurufnya secara lisan saja atau menyerap dan menganalisa informasi di dalamnya sebagai wacana intelektual yang bersifat kognitif belaka, akan tetapi juga harus diikuti dengan aplikasi secara nyata dengan iman dan amal.

Kata Tilawah dalam Al-Qur'an
Kata tilawah dengan berbagai derivasi dan variasi maknanya dalam Al-Qur’an terulang/disebutkan sebanyak 63 kali. Kata tilawah ini dalam beberapa kitab seperti dalamAl-Mishbah Al-Munir fi Gharib Asy-Syarh Al-Kabir, Al-Shahib Ibn ‘Ibad dalam Al-Muhith fi Al-Lughah, Ibnu Mandhur dalam Lisanul-‘Arab,dan dalam Mukhtar Al-Shihah, secara leksikal/harfiah mengandung makna "bukan sekedar” membaca (qira’ah).

Kalau kita cermati kata yatluu atau tilawah dalam Al-Qur’an, maka obyek bacaannya adalah ayat-ayat atau kitab suci Al-Qur’an yang pasti terjamin kebenarannya. Penasaran? Coba saja search kata yatluu dalam Al-Qur’an pasti akan Anda temukan maf’ul bih (obyek)-nya adalah “ayat-ayat Allah”. Contohnya, silakan perhatikan ayat-ayat berikut ini:

• Al-Baqarah (2) : 129

رَبَّنَا وَابْعَثْفِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ

“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka,yang akanmembacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu…”

• Al-Baqarah (2) ayat 151

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولاً مِّنكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni’mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu…”

• Al-’Imran (3) : 164

لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْبَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakankepada mereka ayat-ayat-Nya (Allah)…”

• Al-Jumu’ah (62) : 2

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَرَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yangmembacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka…”

• Ath-Thalaq (65) : 11

رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِاللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَالظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ

“(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allahyangmenerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya.a Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.”

• Al-Bayyinah (98) : 2

رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًامُطَهَّرَةً

"(Yaitu) seorang Rasul dari Allah (yaitu Muhammad) yang membacakanl embaran-lembaran yang disucikan (Al-Quran)."

dan ayat-ayat lainnya yang semisal…
 
Jadi, implikasi aktifitas tilawah adalah mengikuti dan menerapkan apa yang terkandung dalam teks ayat yang dibaca adalah untuk dijadikan sebagai tuntunan, kode etik atau jalan hidup (way of life). Jika saja Allah mengizinkan manusia untuk mengikuti dan menerapkan jalan hidup dari selain Al-Qur’an, maka obyek kata tilawah dalam Al-Qur'an bukan hanya ayat-ayat Allah saja akan tetapi bisa bermacam-macam. Namun ternyata tidak demikian. Faktanya, justru hanya kata qira'ah yang di dalamAl-Qur'an dipakai untuk obyek baca yang beragam, bukan hanya ayat-ayat Al-Qur’an saja.

Kesimpulannya, bahwa qira'ah adalah proses intelektual yang bisa dilakukan dengan mempergunakan beragam sumber bacaan, baik yang berasal dari Allah maupun selain-Nya. Namun, untuk tartil dan tilawah tidak demikian. Hanya Al-Qur'an sajalah yang layak mendapat perlakuan spesial itu.

Metode Membaca Al-Qur'an
Sederhananya, kita tetap bisa menerjemahkan ketiga kosakata di atas dengan "membaca", sebagaimana yang biasa digunakan dalam bahasa Arab. Akan tetapi, dalam prakteknya, harus ada penekanan dan fokus yang jelas.Tujuannya, agar kita tidak terjebak pada salah satu aspek membaca kemudian merasa cukup.

Adapun dalam membaca Al-Qur’an kita tidak bisa lepas dari ketiga cara baca tersebut. Masing-masing merupakan metode membaca Al-Qur’an yang berbeda, namun memiliki korelasi satu sama lain, sehingga tidak bisa dilepaskan atau dipergunakan secara parsial tanpa melibatkan lainnya.

Ketiga macam metode membaca Al-Qur’an ini, yakni qira’ah, tartil, dan tilawah, masing-masing memiliki fungsi yang khas. Fungsi-fungsi tersebut harus diseimbangkan secara proporsional agar pengaruh ayat-ayat Al-Qur’an betul-betul meresap dan membekas dalam perilaku serta karakter seorang muslim.

Boleh jadi, sebagian orang telah berulang-ulang menyelesaikan tartil, namun ia melupakan qira'ah dan tilawah. Atau hanya mengintensifkan qira'ah, tanpa disertai tilawah dan tartil. Pun, bisa jadi ada yang telah menjalankan tilawah, namun kurang dalam aktifitas qira'ah dan tartil dalam kesehariannya.

Dengan kata lain, dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, sebaiknya kita melibatkan ketiga metode tersebut sekaligus, yaitu: qira’ah, tartil, dan tilawah.

Wallahu A’lam.


Dalam membaca Al Quran dan memahami makna dari tiap ayat Al Quran yang kita baca, tentunya kita harus mengetahui bagaimana cara membaca yang baik dengan mengenal huruf hijaiyyah, tajwid dan hukum cara membaca Al Quran. Cara belajar membaca alquran yang baik adalah dengan beberapa  langkah yang harus diperhatikan agar dapat membaca Al Quran dengan baik dan benar.


1. Pada mulanya kita harus bisa mengenal dan membaca huruf hijaiyyah yang jumlahnya ada 28 huruf. Membaca Al Quran sama hal kita belajar membaca huruf alphabet dan belajar membaca bahasa indonesia. Jika kita mengetahui dan dapat membaca 28 huruf hijaiyyah dengan benar, itu merupakan modal pertama untuk kita membaca Al Quran dengan baik. Namun sebelum membaca Al Quran kita diharuskan mengawali dengan membaca kitab Iqro yang isinya dimulai dari cara membaca dan mengeja huruf hijaiyyah mulai dari ‘Alif sampai dengan ‘Ya kemudian di dalam Iqro kita akan diajarkan awal mulanya belajar membaca dan melafazkan contoh dari huruf hijaiyyah seperti halnya kita kali pertama belajar melafazkan bahasa indonesia, dilanjutkan dengan level dalam membaca Iqro dari tingkat 1 sampai dengan tingkat 6. Jika sudah tamat dalam membaca Iqro kemudian baru mempelajari baca Al Quran dimulai dari surat Al Fatihah dan Al Baqarah ayat 1-5.
2. Setelah dirasa mampu dan fasih dalam membaca huruf hijaiyyah, kemudian mempelajari dan memahami tanda baca dalam tiap ayat Al Quran seperti fathah, kasrah, dan dhomah. Ketiga tanda baca tersebut sama halnya dengan kita membaca dan mengeja tanda huruf vokal dalam bahasa indonesia.
3. Kemudian setelah paham dengan tanda baca Al Quran, dilanjutkan dengan melafazkannya dengan mengetahui panjang pendeknya harkat yang harus dibaca. Selain tanda baca seperti fathah, kasrah dan dhomah, ada tanda baca lainnya yang harus diperhatikan seperti Mad Arid Lissukun, Mad Wajib Muttasil dll. Walaupun isyarat tanda baca ini tidak sering muncul dalam tiap ayat Al Quran. Namun kita harus benar-benar memperhatikan isyarat dan tanda baca yang muncul di tiap ayat Al Quran.
4. Kemudian yang paling penting berikutnya dalam membaca Al Quran adalah mengetahui tekhnik membaca Al Quran yang dikenal diantaranya seperti :
a. Idgham Bighunnah, dibaca berdenggung sampai 6 har’kat
b. Idgham Billaqunnah, sama halnya dengan Idgham Bighunnah
c. Izhar, dibaca jelas
d. Ikhfa, dibaca samar
e. Iqlab, apabila bertemu dengan huruf iqlab, maka dibaca huruf mati contoh mim ( م )
Dengan mempelajari tekhnik diatas kita semakin faham dan mengetahui bagaimana cara membaca Al Quran yang baik dan benar serta bagaimana cara melafazkan dari tiap ayat Al Quran.
5. Yang terakhir adalah “praktek”. Dengan mempraktekan bagaimana cara membaca Al Quran, kita bisa mengetahui seberapa besar kemampuan kita dalam membaca, memahami Al Quran. Membaca Al Quran juga sangat diwajibkan sebagai Ummat Muslim karena dari tiap 1 ayat yang kita baca mengandung 10 kebaikan. Agar kita fasih dan benar dalam membaca, melafazkan dan memahami Al Quran ada baiknya menggunakan guru pembimbing agar jika terjadi kesalahan dalam melafazakannya ada yang membantu memperbaiki kesalahan dalam melafazkan.
Seperti Sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi :
” Ibadah yang paling utama bagi umatku adalah membaca Al Quran ” dan Hidup dalam naungan Al Quran adalah untuk mendapatkan kedamaian dan keindahan dunia akhirat, karena sesungguhnya Al Quran adalah Pedoman hidup bagi setiap umat manusia yang setiap kejadian di dunia sudah tertulis di dalam Al Quran.
Belajar membaca alquran dengan baik juga memiliki manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia. Waktu yang baik dalam membaca Al Quran adalah sebelum masuk waktu Shalat subuh dan setelah shalat Magrib.
jumlah ayat dalam alquran

Membaca al-Quran dengan Tartil

Ustadz, saya sering mendengar istilah tartil. mohon dijelaskan apa yang dimaksud makna membaca alquran dengan tartir?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Allah memrintahkan kita agar kita membaca al-Quran dengan tartil,
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا
Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil. (Al-Muzammil: 4)
Berikut beberapa keterangan sahabat tentang makna tartil,
Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat,
”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”. (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13)
Ibnu Abbas mengataan,
بينه تبييناً
Dibaca dengan jelas setiap hurufnya.
Abu Ishaq mengatakan,
والتبيين لا يتم بأن يعجل في القرآة، وإنما يتم التبيين بأن يُبيِّن جميع الحروف ويوفيها حقها من الإشباع
Membaca dengan jelas tidak mungkin bisa dilakukan jika membacanya terburu-buru. Membaca dengan jelas hanya bisa dilakukan jika dia menyebut semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar. (Lisan al-Arab, 11/265).
Inti tartil dalam membaca adalah membacanya pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan. (Kitab al-Adab, as-Syalhub, hlm. 12)

Cara Ibnu Mas’ud Membaca al-Quran

Abu Bakr dan Umar Radhiyallahu ‘anhuma pernah menyampaikan kabar gembira kepada Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضاًّ كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأَهُ عَلَى قِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ
Siapa yang ingin membaca al-Quran dengan pelan sebagaimana ketika dia diturunkan, hendaknya dia membacanya sebagaimana cara membacanya Ibnu Mas’ud. (HR. Ahmad 36, dan Ibnu Hibban 7066).
Hadis ini menunjukkan keistimewaan bacaan al-Quran Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Karena bacaannya sama dengan ketika al-Quran di turunkan. Beliau membacanya dengan cara ‘ghaddan’ artinya segar yang belum berubah. Maksudnya suaranya menyentuh (as-Shaut an-Nafidz) dan memenuhi semua hak hurufnya.
Untuk itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, dan bahkan hingga beliau menangis.
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu bercerita, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruhnya untuk membaca al-Quran,
“Bacakan al-Quran!” Pinta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ya Rasulullah, apakah akan membacakan al-Quran di hadapan anda padahal al-Quran turun kepada anda?” tanya Ibnu Mas’ud.
“Ya, bacakan.”
Kemudian Ibnu Mas’ud membaca surat an-Nisa, hingga ketika sampai di ayat,
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا
Bagaimanakah jika Aku datangkan saksi untuk setiap umat, Aku datangkan kamu sebagai saksi bagi mereka semua.
Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam minta agar bacaan dihentikan.
Ibnu Mas’ud melihat ke arahnya, ternyata air mata beliau berlinangan. (HR. Bukhari 5050 & Muslim 1905).
Allahu a’lam.
 Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup guna menunjukkan kepada jalan kebaikan dan kebenaran, mengingatkan manusia agar berpegang teguh pada Al Quran untuk selamat di Dunia dan Akhirat. Jika suatu buku memiliki suatu nilai manfaat dari setiap isinya, maka alquran banyak memiliki manfaat dan menjadi tuntunan hidup atau pegangan manusia dalam hidup didunia. Bahkan Al Quran memiliki keistimewaan bagi setiap orang yang membacanya, bahkan dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
” Ibadah yang paling istimewa adalah membaca Al Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari”. Bahkan dari tiap 1 ayat yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya. Karena keistimewaan Al Quran mampu membuat hidup manusia menjadi aman dan tentram.
Berikut ini sepenggalan manfaat mempelajari, membaca dan mengamalkan Al Quran, diantaranya adalah :
1. Dari tiap ayat Al Quran yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya
2. Al Quran sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan
3. Al Quran sebagai penyejuk hati bagi siapa saja yang membacanya
4. Al Quran mampu memotivasi diri dan pemberi semangat
5. Al Quran sebagai sebuah peringatan besar dan teguran akan sifat dan perilaku manusia
6. Al Quran sebagai pelebur segala emosi dan amarah yang mampu mendamaikan dan memberi ketenangan yang tidak dapat dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada Sayyid Quthb Rahimakumullah
7. Al Quran sebagai sarana komunikasi diri dengan Allah SWT
8. Al Quran sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT
9. Dalam sebuah janjiNya, Allah SWT berjanji akan memberikan segala kebutuhan dan mencukupi segala kehidupan manusia di dunia dan di akhirat serta mengangkat derajat manusia meski di dunia hidup penuh dengan segala kekurangan
10. Al Quran akan menjadi pelindung diri bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya
11. Al Quran bagi siapa saja yang memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari akan semakin bertambah ilmunya
12. Siapa saja yang mempelajari dan memahami Al Quran bagaikan menyelami luasnya samudera kehidupan dan menikmati anugerah kehidupan yang dirasakannya serta mengambil segala hikmah dan manfaat dari Al Quran
13. Seseorang yang rajin membaca Al Quran memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran, hati yang jernih, jiwa dan pikiran yang lapang, dan wajah yang bercahaya
14. Menjadikan seorang yang kreatif, penuh motivasi dan inovatif
15. Membuat manusia semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta Dunia dengan segala isinya
16. Membuat seseorang menjadi bersyukur dengan segala nikmatNya
17. Terhindar dari segala kecemasan, kekhawatiran, rasa pesimis, kesedihan, selalu penuh dengan harapan dan kegembiraan
18. Selalu mendapat jalan kemudahan, kebaikan dan petunjuk serta mengingatkan diri dari hal-hal yang dilarangNya
19. Bagi seseorang yang membaca dan mengamalkannya, merasakan senantiasa dalam setiap langkahnya selalu dilindungi oleh Allah SWT
20. Sebagai pelebur dosa, yang mengingatkan manusia akan dosa-dosa dan mencegah dirinya kembali dalam dosa
21. Memperkuat keimanan, ketaqwaan dan penjagaan diri
22. Memudahkan segala rizki
23. Sebagai pintu keberkahan bagi siapa saja yang membacanya
24. Dijadikan sebagai manusia yang terbaik
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda : “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari.
25. Akan dikumpulkan bersama para Malaikat Allah
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : “Orang yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” Muttafaqun `Alaihi (Keuntungan dan kebaikan).
26. Sebagai syafa`at dan penyelamat di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim.
27. mendapatkan segala kenikmatan yang tiada batasnya
Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda : “Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infaqkan sepanjang hari dan malam.” Muttafaqun `Alaihi.
28. Sebagai ladang pahala
Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata, Rasulullah e : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”.
29. Untuk Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota dan kenikmatan surga
Dari Muadz bin Anas t, bahwa Rasulullah e bersabda : “Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. ” H.R. Abu Daud.
30. Mendapatkan kenikmatan Syurga dan di penuhinya segala apa yang diinginkan
Mungkin ketika di dunia hidup dalam serba keterbatasan dan kekurangan, karena rajin membaca serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh, taat dan menjalankan perintah dan laranganNya. Niscaya akan mendapatkan kenikmatan luar biasa yang tidak pernah di dapat ketika di dunia.
Masih banyak manfaat dan keutamaan lainnya dari membaca Al Quran yang bila kita mengilhami dan terus mempelajarinya tak akan mampu menghitung berapa banyak manfaat dan anugerah serta nikmat yang telah diberikan-Nya.



Al Qur'an merupakan segalanya bagi umat muslim, kitab suci itu merupakan panduan dan pedoan hidup utama bagi muslim sejati, banyak surat dan ayat yang mengandung nasihat, arahan, juga cara menyelesaikan masalah tersirat dengan jelas di dalam al qur'an.


Yang mebedakan al qur'an dari kitab suci lainnya adalah kitab suci al qur'an ini masih asli, sebagaimana awal mula di wahyukan, tidak ada sedikitpun yang di ubah oleh manusia. Berikut kami akan menampilkan daftar nama surat dalam al qur'an beserta jumlah ayatnya, simak di bawah ini :


No. SuratNama SurahBahasa ArabArti NamaAyatTempat TurunUrutan Pewahyuan
96Surat Al-'AlaqالعَلَقSegumpal Darah19Mekkah1
68Surah Al-QalamالقلمPena52Mekkah2
73Surah Al-MuzzammilالمزمّلOrang yang berselimut20Mekkah3
74Surah Al-MuddassirالمدشّرOrang yang berkemul56Mekkah4
1Surah Al-FatihahالفاتحةPembukaan7Mekkah5
111Surah Al-Lahabالمسد‎‎Gejolak Api/ Sabut5Mekkah6
81Surah At-TakwirالتّكويرMenggulung29Mekkah7
87Surah Al-A’laالْأعلىYang paling tinggi19Mekkah8
92Surah Al-LailالّيلMalam21Mekkah9
89Surah Al-FajrالفجرFajar30Mekkah10
93Surah Ad-Duhaالضحى‎‎Waktu matahari sepenggalahan naik (Dhuha)11Mekkah11
94Surah Al-Insyirahالانشراح‎‎Melapangkan8Mekkah12
103Surah Al-'AsrالعصرMasa/Waktu3Mekkah13
100Surah Al-'Adiyatالعاديات‎‎Berlari kencang11Mekkah14
108Surah Al-KausarالكوثرNikmat yang berlimpah3Mekkah15
102Surah At-Takasurالتكاثر‎‎Bermegah-megahan8Mekkah16
107Surah Al-Ma’unالْمَاعُونَBarang-barang yang berguna7Mekkah17
109Surah Al-KafirunالْكَافِرُونَOrang-orang kafir6Mekkah18
105Surah Al-FilالْفِيلِGajah5Mekkah19
113Surah Al-FalaqالْفَلَقِWaktu Subuh5Mekkah20
114Surah An-NasالنَّاسِManusia6Mekkah21
112Surah Al-Ikhlasالإخلاص‎‎Ikhlas4Mekkah22
53Surah An-NajmالنّجْمBintang62Mekkah23
80Surah 'AbasaعبسIa Bermuka masam42Mekkah24
97Surah Al-QadrالْقَدْرِKemuliaan5Mekkah25
91Surah Asy-SyamsالشّمسMatahari15Mekkah26
85Surah Al-BurujالبروجGugusan bintang22Mekkah27
95Surah At-TinالتِّينِBuah Tin8Mekkah28
106Surah QuraisyقُرَيْشٍSuku Quraisy4Mekkah29
101Surah Al-Qari'ahالقارعة‎‎Hari Kiamat11Mekkah30
75Surah Al-QiyamahالقيمةHari Kiamat40Mekkah31
104Surah Al-Humazahالهُمَزة‎‎Pengumpat9Mekkah32
77Surah Al-MursalatالمرسلاتMalaikat-Malaikat Yang Diutus50Mekkah33
50Surah QafقQaaf45Mekkah34
90Surah Al-BaladالبلدNegeri20Mekkah35
86Surah At-TariqالطّارقYang datang di malam hari17Mekkah36
54Surah Al-QamarالقمرBulan55Mekkah37
38Surah SadصShaad88Mekkah38
7Surah Al-A’rafالأعرافTempat yang tertinggi206Mekkah39
72Surah Al-JinnالجنّJin28Mekkah40
36Surah Ya SinيسYaasiin83Mekkah41
25Surah Al-FurqanالفرقانPembeda77Mekkah42
35Surah FatirفاطرPencipta45Mekkah43
19Surah MaryamمريمMaryam (Maria)98Mekkah44
20Surah Ta HaطهTa Ha135Mekkah45
56Surah Al-Waqi’ahالواقعهHari Kiamat96Mekkah46
26Surah Asy-Syu'ara'الشّعراءPenyair227Mekkah47
27Surah An-NamlالنّملSemut93Mekkah48
28Surah Al-QasasالقصصCerita88Mekkah49
17Surah Al-Isra'بني إسرائيلMemperjalankan di waktu malam111Mekkah50
10Surah YunusينوسNabi Yunus109Mekkah51
11Surah HudهودNabi Hud123Mekkah52
12Surah YusufيسوفNabi Yusuf111Mekkah53
15Surah Al-HijrالحجرAl Hijr (nama gunung)99Mekkah54
6Surah Al-An'amالانعامBinatang Ternak165Mekkah55
37Surah As-SaffatالصّافاتBarisan-barisan182Mekkah56
31Surah LuqmanلقمانKeluarga Luqman34Mekkah57
34Surah Saba’سباKaum Saba'54Mekkah58
39Surah Az-ZumarالزّمرRombongan-rombongan75Mekkah59
40Surah Al-Mu’minالمؤمنOrang yg Beriman85Mekkah60
41Surah FussilatفصّلتYang dijelaskan54Mekkah61
42Surah Asy-SyuraالشّورىMusyawarah53Mekkah62
43Surah Az-ZukhrufالزّخرفPerhiasan89Mekkah63
44Surah Ad-DukhanالدّخانKabut59Mekkah64
45Surah Al-JasiyahالجاثيةYang bertekuk lutut37Mekkah65
46Surah Al-AhqafالَأحقافBukit-bukit pasir35Mekkah66
51Surah Az-ZariyatالذّارياتAngin yang menerbangkan60Mekkah67
88Surah Al-GasyiyahالغاشيةHari Pembalasan26Mekkah68
18Surah Al-KahfالكهفPenghuni-penghuni gua110Mekkah69
16Surah An-NahlالنّحلLebah128Mekkah70
71Surah NuhنوحNuh28Mekkah71
14Surah IbrahimإبراهيمNabi Ibrahim52Mekkah72
21Surah Al-AnbiyaالأنبياءNabi-Nabi112Mekkah73
23Surah Al-Mu’minunالمؤمنونOrang-orang mukmin118Mekkah74
32Surah As-SajdahالسّجدةSajdah30Mekkah75
52Surah At-TurالطّورBukit49Mekkah76
67Surah Al-MulkالملكKerajaan30Mekkah77
69Surah Al-HaqqahالحآقّةHari kiamat52Mekkah78
70Surah Al-Ma’arijالمعارجTempat naik44Mekkah79
78Surah An-Naba’النّباBerita besar40Mekkah80
79Surah An-Nazi’atالنّازعاتMalaikat-Malaikat Yang Mencabut46Mekkah81
82Surah Al-InfitarالانفطارTerbelah19Mekkah82
84Surah Al-InsyiqaqالانشقاقTerbelah25Mekkah83
30Surah Ar-RumالرّومBangsa Romawi60Mekkah84
29Surah Al-'AnkabutالعنكبوتLaba-laba69Mekkah85
83Surah Al-TatfifالمطفّفينOrang-orang yang curang36Mekkah86
2Surah Al-BaqarahالبقرةSapi Betina286Madinah87
8Surah Al-AnfalالأنفالHarta rampasan perang75Madinah88
3Surah Ali 'Imranآل عمرانKeluarga 'Imran200Madinah89
33Surah Al-AhzabالْأحزابGolongan-Golongan yang bersekutu73Madinah90
60Surah Al-MumtahanahالممتحنةWanita yang diuji13Madinah91
4Surah An-Nisa'النّساءWanita176Madinah92
99Surah Az-Zalzalahالزلزلة‎‎Kegoncangan8Mekkah93
57Surah Al-HadidالحديدBesi29Madinah94
47Surah MuhammadمحمّدMuhammad38Madinah95
13Surah Ar-Ra’dالرّعدGuruh (petir)43Mekkah96
55Surah Ar-RahmanالرّحْمنYang Maha Pemurah78Madinah & Mekkah97
76Surah Al-InsanالْاٍنسانManusia31Madinah98
65Surah At-TalaqالطّلاقTalak12Madinah99
98Surah Al-BayyinahالْبَيِّنَةُPembuktian8Madinah100
59Surah Al-HasyrالحشْرPengusiran24Madinah101
24Surah An-NurالنّورCahaya64Madinah102
22Surah Al-HajjالحجّHaji78Madinah & Makkah103
63Surah Al-MunafiqunالمنافقونOrang-orang yang munafik11Madinah104
58Surah Al-MujadilahالمجادلةWanita yang mengajukan gugatan22Madinah105
49Surah Al-HujuratالحجراتKamar-kamar18Madinah106
66Surah At-TahrimالتّحريمMengharamkan12Madinah107
64Surah At-TagabunالتّغابنHari dinampakkan kesalahan-kesalahan18Madinah108
61Surah As-SaffالصّفّSatu barisan14Madinah109
62Surah Al-Jumu’ahالجمعةHari Jum’at11Madinah110
48Surah Al-FathالفتحKemenangan29Madinah111
5Surah Al-Ma'idahالمآئدةJamuan (hidangan makanan)120Madinah112
9Surah At-Taubahالتوبة‎‎Pengampunan129Madinah113
110Surah An-Nasrالنصر‎‎Pertolongan3Madinah114



Kami mohon share, dan like jika anda menyukai ulasan kami, bila ada yang ingin anda tanyakan silahkan tinggalkan pesan di menu komentar.

Terima Kasih.