Istilah Penting Dalam Al Qur'an Part I

Dalam Al-Qur'an terdapat sejumlah istilah atau ayat-ayat yang hanya ada di surat-surat tertentu yang harus kita kuasai, dengan mengkaji secara khusus dalam rangka lebih menyempurnakan tilawah kita. Tilawah berasal dari kata tala yaitu tilawatan artinya “Bacaan”.
 
Istilah-istilah itu adalah sebagai berikut ,

 
1. Huruf Muqotho'ah;
Huruf Muqotho’ah adalah huruf yang dibaca sebagaimana nama hurufnya.

Huruf Muqotho’ah terdapat pada ayat pertama surat-surat tertentu sebagai pembuka surat, oleh karena itu Huruf Muqotho’ah juga disebut Fawatikhus Suwar. 


Secara garis besar, Huruf Muqotho’ah dibaca dengan 3 pola sebagai berikut : 


 Pertama : Tidak ada mad (pemanjangan suara) yaitu huruf Alif.  Huruf Alif sebagai Huruf Muqotho’ah dibaca dengan bunyi “Alif”

Kedua
 : Mad sepanjang 2 ketukan, terjadi pada huruf-huruf berikut: Haya Thohara


Ketiga : Mad sepanjang 6 ketukan, terjadi pada huruf-huruf berikut : Naqushu 'Asalukum


Contoh ayat yang mengandung Huruf Muqotho’ah adalah: 

Huruf berwarna merah dibaca dengan durasi 2 ketukan, sedangkan huruf berwarna biru panjangnya 6 ketukan.

Bagaimana cara membedakan huruf yang dibaca 2 ketukan dan 6 ketukan? Perhatikan bedanya!  Huruf-huruf yang apabila dituliskan namanya, ia terdiri dari 2 huruf, maka ia dibaca 2 ketukan (seperti : ro', ha, ya, tho dan kha). Huruf-huruf yang apabila dituliskan namanya, ia terdiri dari 3 huruf, maka ia dibaca 6 ketukan, seperti : nun, qaf, shod,  ‘ain, sin, lam, kaf dan mim). 

Cara membaca :






Panjang bacaan  pada “siiiiin” adalah 6 ketukan, yaitu dari  ketukan ke-3 hingga ketukan ke-8. Dan panjang bunyi  “miiiiim” adalah 6 ketukan, yaitu dari  ketukan ke-12 hingga ketukan ke-17.  Diantara keduanya (siiiiin dan miiiiim) ada bunyi ghunnah (dengung), karena sifat bunyi “n” akan melebur ke bunyi “m”. Durasi bacaan ghunnah adalah 4 ketukan, dari ketukan ke-9 hingga ketukan ke-12. Karena itu, praktek pembacaan Mad Lazim Harfi Mutsaqol  adalah :

Ketukan ke-3 berbunyi “si”.  Pertahankan bunyi “i” hingga ketukan ke-8. Yang terdengar panjang adalah bunyi “i”-nya. Bunyi “i” dari ketukan ke-3 hingga ketukan ke-8 tidak boleh terputus.  Bunyi “i” tersebut menghilang bersamaan dengan tersambarnya bunyi “m” pada ketukan ke-8.

Dengungnya bunyi “m” dimulai sejak ketukan ke-8, namun mulai dihitung ketukannya sejak ketukan ke-9 hingga ketukan ke-12.  Dengungan suara “m” sejak ketukan ke-9 hingga ketukan ke-12 tidak boleh terputus. Bunyi dengung “m” akan menghilang bersamaan dengan bunyi “mi” pada ketukan ke-12.

Bersamaan dengan ketukan ke-12 terdengar bunyi “mi”.  Pertahankan bunyi “i” hingga ketukan ke-17. Yang terdengan panjang adalah bunyi “i”-nya. Bunyi “i” dari ketukan ke-12 hingga ketukan ke-17 tidak boleh terputus.  Bunyi “i” tersebut menghilang bersamaan dengan tersambarnya bunyi “m” pada ketukan ke-17. Bunyi “m” terakhir, menghilang bersamaan dengan jatuhnya ketukan ke-18
.
Contoh lain  adalah sebagai berikut :



Contoh lain:
qoo..oo..oof------------------------------
قٓ
aii..ii..iinnnsii..ii..iing..ng..ngqoo..oo..oof---
عٓسٓق
yaasii..ii..iin-----------------------------
يٰسٓ
Toohaa----------------------------------
طٰهٰ
toosii..ii..ii..mmmii..ii..iim-----------------
طٰسٓمّٓ
ĥaamii..ii..iim---------------------------
حٰمٓ
aliflaa..aa..aammmii..ii..iimroo-----------
الٓمّٓرٰ
aliflaa..aa.aammmii..ii.ii..mshoo..oo..oo..d
الٓمّٓص
nuu..uu..uun-----------------------------
نٓ
shoo..oo..ood----------------------------
صٓ
kaafhaayaa'aii..ii..ii..nnnshoo..oo..oo..d---
كٰهٰيٰعٓصٓ
Sumber: http://www.piss-ktb.com/2012/11/2037-huruf-muqatthaah.html
 

2. Hamzah Washol 

Hamzah Washol adalah huruf Hamzah yang apabila berada paling awal, ia  dibaca dan  berbunyi a, i dan u. Ketika ada ditengah, hamzah washol tidak terbaca.

Hamzah Washol berada di dua tempat. Ia muncul sebagai tanda kata benda bersamaan dengan huruf Lam (ا  dan ل ) ia selalu dibaca “a”. Ia juga muncul sebagai tanda kata kerja perintah (fi’il amr), dan ia mungkin dibaca dengan bunyi  “i” atau  “u”.



Contoh Hamzah washol yang dibaca berbunyi “a”


             
  Contoh Hamzah washol yang dibaca berbunyi “i”


           Contoh Hamzah Washol Yang Dibaca “u”




 






  
  

Contoh Hamzah Washol yang dibaca berbunyi “ni”
Hamzah Washol di tengah bacaan tidak dibaca, namun muncul bunyi “ni” karena hamzah washol didahului huruf bertanwin


Contoh Hamzah washol pada kata benda (isim), 
selalu dibaca berbunyi “i”

Contoh berikut ini, mungkin akan memperjelas pemahaman tentangHamzah Washol.  Huruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah yang disebut dengan Hamzah Washol. Sementara itu huruf yang ditampilkan dengan warna hijau disebut dengan Alif, sedangkan huruf berwarna biru disebut sebagai Hamzah Qotho’.

3. Nun Wiqoyah

Nun yang ditambah pada bacaan bila kata yang ber-akhiran tanwin (baris dua) bertemu dengan kata  yang berawal dengan Alif Lam (ال) atau Hamzah Wasal (ا) .

Nun ini juga disebut dengan Nun Wasal atau Nun 'Iwadh, atau Nun Pengganti. Nun Wiqoyah dibaca dengan baris bawah (kasrah). Dalam al-Qur'an al-Majid nun ini ditulis dengan nyata, Manakala dalam al-Qur’an al-Karim (Rasam ‎Utsmani) nun ini tidak ditulis dengan nyata tetapi dari segi bacaannya ianya ‎hendaklah dibunyikan.‎

Di antara ayat-ayat yang terdapat Nun Wiqoyah;‎

1. Surah Al-Baqarah : ayat 180 ‎ ‎( ) dan dibaca dengan ; (Khairanil wasiyyah)2. Surah Yusuf‎ ‎: ayat 8 - 9 ‎ ‎( ) dan dibaca dengan ; (Mubiini niqtulu)3. Surah Kahf ‎: ayat 88‎ ‎( ) dan dibaca dengan; (Jazaa’a nilhusnaa)‎
4. Surah An-Najm ‎: ayat 50‎ ‎ dan dibaca dengan; (‘Aadan nil uulaa)‎
5. Surah Al-Jumu’ah ‎: ayat 11‎ ‎( ) dan dibaca dengan; (Au lahwanin faddhuu)
6. Surah Al-Ikhlas ‎: ayat 1 - 2‎ ‎( ) dan dibaca dengan; (Allahu ahadunillahus somad)
7. Surah al-A'raf : ayat 164 ( ) dan dibaca dengan; (Qaumanillahu muhlikuhum)8. Surah al-A'raf : ayat 177 ( ) dan dibaca dengan; (matsalanil qaumul ladziina)
9. Surah at-taubah : ayat 24 ( ) di dibaca dengan; (wa amwaaluniqtaraftumuuha)
10. Surah at-Taubah : ayat 30 ( ) di baca dengan; ('Uzairunubnullaahi)

11. Surah Ibrahim : ayat 18 ( ) di baca dengan; (karamaadinisy taddat)

12. Surah Al-Hijr : ayat 61 ( ) dibaca dengan; (Falammaa jaa'a aala luthi nilmursalin )


13. Surah Al-Kahfi: ayat 100-101 ( )kalau wasal dibaca dengan ('aradha nilladzi...)

14. Surah Maryam: ayat 7 ( ) dibaca dengan (bughalaaminismuhu..)

15. Surah Maryam: ayat 61 ( ) dibaca dengan (jannaati 'adninillati..)

Cara membaca Nun Wiqoyah adalah sebagai berikut:

Pada ketukan ke-5 kita mengucapkan ‘wa’. Bunyi ‘n’  pada kata ‘lahwan’ bergeser ke posisi hamzah washol pada ketukan ke-6. Posisi Hamzah washol digantikan oleh Nun Wiqoyah.
Nun Wiqoyah selalu berbunyi ‘ni’. Nun Wiqoyah mendapatkan hak 1 ketukan. Ketukan ke-6 berbunyi ‘ninf’ karena menghadapi bacaan Ikhfa Hqiqi (huruf Nun Sukun yang bertemu huruf Fa).

Pada ketukan ke-3 kita mengucapkan ‘du’. Bunyi ‘n’  pada kata ‘adun' bergeser ke posisi hamzah washol pada ketukan ke-4. Posisi Hamzah washol digantikan oleh Nun Wiqoyah.
Nun Wiqoyah selalu berbunyi ‘ni’. Nun Wiqoyah mendapatkan hak 1 ketukan. Ketukan ke-4 berbunyi ‘nil’ karena menghadapi huruf  Lam  Sukun.

4. Ayat Sajadah
 
Ayat Sajadah adalah ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an yang bila dibaca disunnahkan bagi yang membaca dan mendengarnya untuk melakukan sujud tilawah.
 
Jadi Sujud Tilawah adalah sujud bacaan ketika mendengar ayat sajadah.

Sujud tilawah dilakukan satu kali,  baik dalam shalat maupun luar shalat, barang siapa yang membaca atau mendengar ayat sajadah, disunatkan bertakbir lalu sujud dan membaca doa sujud tilawah.

Dari Ibnu Umar ra. Berkata : “Sesungguhnya Nabi Shalallahu 'Alayhi Wasallam pernah membaca Alqur’an di depan kami ketika beliau melalui (membaca) ayat sajadah beliau takbir, lalu sujud kamipun sujud pula bersama-sama beliau”. (HR. Turmudzi).

Hukum Sujud Tilawah 
 Sujud tilawah adalah sunat menurut pendapat jumhur ulama.
Hukum sunat ini bersandarkan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Syaikhain (Al-Bukhari dan Muslim) daripada Ibnu Umar katanya yang maksudnya :

"Bahwasanya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wasallam telah membaca al-Qur’an, lalu Baginda membaca satu surah yang di dalamnya ada ayat ‘sajadah’, maka Baginda pun bersujud lalu kami pun sujud bersama-sama Baginda sehingga sebahagian daripada kami tidak mendapati tempat untuk meletakkan dahinya”.

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu tentang fadhilah/faedah melakukan sujud tilawah, Baginda bersabda yang maksudnya :

“Apabila anak Adam itu membaca ayat al-Quran yang menuntut untuk sujud, syaitan akan mengasingkan dirinya lalu menangis dan berkata:” “Celakalah! Anak Adam telah diperintahkan untuk sujud ia pun sujud, maka baginya balasan syurga, dan aku diperintahkan untuk sujud maka aku enggan, maka balasan bagiku adalah neraka. (Hadis riwayat Ibnu Majah)

Untuk mengenali ayat-ayat sajadah di dalam mushhaf ditanda dengan garis dan di penghujung ayat itu ditanda dengan tanda yang berbentuk seakan-akan dom masjid sementara itu di bidainya tertulis perkataan sajadah.

Kapan Sunat Sujud Tilawah Dilakukan?
Sujud tilawah itu sunat dilakukan apabila ayat sajadah itu dibaca di luar sholat bukan pada waktu-waktu yang makruh menunaikan sholat. Begitu juga sunat melakukan sujud tilawah ketika dalam sholat jika dibacakan ayat sajadah tersebut.

Syarat-Syarat Sujud Tilawah
Di dalam kitab Al-Majmuk menurut Ashahab Syafi‘ieyah bahwa Hukum Sujud Tilawah itu sama seperti hukum sholat sunat dari segi syarat-syarat sahnya sujud itu, syarat-syarat itu adalah seperti berikut:

(i) Bersih daripada hadas kecil atau besar dan juga bersih daripada najis sama ada pada tubuh badan, pakaian dan juga tempat.
(ii) Orang yang hendak melakukan sujud tilawah itu juga di kehendaki dalam keadaan menutup aurat.
(iii) Untuk melakukannya hendaklah menghadap kiblat.
(iv) Hendaklah masuk waktunya ketika melakukan sujud itu. Adapun masuknya waktu sujud itu ialah begitu ia selesai mambaca atau mendengar keseluruhan ayat sajdah. Jika sekiranya ia bersujud sebelum lagi habis ayat itu di bacanya atau didengarnya maka sujud tilawah itu tidak sah dan tidak memadai.

Ayat-ayat ini terdapat pada 15 tempat dalam Al-Quran, yaitu;

1. Surah 7 (Al-A’Raaf) Ayat 206
2. Surah 13 (Ar-Ra’d) Ayat 15
3. Surah 16 (Al-Nahl) Ayat 50
4. Surah 17 (Al-Isra’) Ayat 109
5. Surah 19 (Maryam) Ayat 58
6. Surah 22 (Al-Hajj) Ayat 18
7. Surah 22 (Al-Hajj) Ayat 77
8. Surah 25 (Al-Furqaan) Ayat 60
9. Surah 27 (An Naml) Ayat 26
10. Surah 32 (As-Sajdah) Ayat 15
11. Surah 38 (Shaad) Ayat 24
12. Surah 41 (Fushshilat) Ayat 38
13. Surah 53 (An-Najm) Ayat 62
14. Surah 84 (Al-Insyiqaq) Ayat 21
15. Surah 96 (Al-’Alaq) Ayat 19

Bacaan sujud tilawah adalah:

“Subhaanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha Illallah Allahu Akbar” 3x.

Atau membaca 

0 komentar:

Posting Komentar